Pengertian
dan Definisi Kurikulum
Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang sebagai
rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang
harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum.
Menurut George A. Beauchamp (1986) mengemukakan
bahwa . Dalam pandangan modern,
pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang
nyata terjadi dalam proses pendidikan.
Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum
dapat ditinjau dalam empat dimensi,
yaitu:
1.kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan
melalui teori-teori dan penelitian, khususnya
dalam bidang
kurikulum dan pendidikan.
2.kurikulum sebagai suatu rencana tertulis;
sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai
suatu ide; yang didalamnya
memuat tentang tujuan; bahan, kegiatan,
alat-alat, dan waktu.
3.kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang
merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai
suatu rencana
tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.
4.kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan
konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu
kegiatan, dalam
bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan
perilaku atau
kemampuan tertentu dari para peserta didik.
Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum
menjadi enam bagian :
(1) kurikulum sebagai
ide; (2) kurikulum formal berupa
dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan
kurikulum; (3) kurikulum menurut
persepsi pengajar; (4) kurikulum
operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas;
(5) kurikulum experience yakni kurikulum
yang dialami oleh peserta didik; dan (6)
kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.
Menurut Hilda Taba
,1962,Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang
direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain
mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk
peserta didik selama di sekolah
Menurut Beane, dkk (1986)
menyatkan bahwa; Kurikulum yakni bahwa konsep kurikulum dapat diklasifikasikan
ke dalam empat jenis pengertian yang meliputi: (1) kurikulum sebagai produk;
(2) kurikulum sebagai program; (3) kurikulum sebagai hasil yang diinginkan: dan
(4) kurikulum sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik.
Menurut
Bobbit, kurikulum merupakan suatu
naskah panduan mengenai pengalaman yang harus didapatkan anak-anak agar menjadi
orang dewasa yang seharusnya. Oleh
karena itu kurikulum merupakan kondisi ideal dibandingkan kondisi real. Kurikulum diibaratkan sebagai “jalur pacu” atau “kendaraan” untuk mencapai tujuan pendidikan dan kompetensi lulusan.
Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu
perencanaan untuk mendapatkan keluaran (outcomes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran.
Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi,
sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi
pembelajaran. Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar
sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
Sedangkan menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Saat ini
definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak
hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang
terencana dari suatu institusi pendidikan.
Menurut Grundy, S (1987) kurikulum merupakan
program aktivitas guru dan murid yang dirancang sedemikian rupa sehingga
siswa-siswa akan mencapai sebanyak mungkin tujuan akhir kegiatan pendidikan
atau sekolah. Kurikulum bukan hanya susunan sederhana mengenai perencanaan
yang akan diimplementasikan, namun juga terdiri dari proses yang aktif terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang saling berhubungan timbal
balik dan terintergrasi sebagai suatu proses.
Awalnya kurikulum diterapkan dalam
konsep sekolah atau pendidikan formal (Smith, M.K., 1987).
Dalam pendidikan formal, kurikulum biasanya disusun oleh pemilik otoritas,
misalnya National Curriculum for England untuk negara Inggris dan
Departmen Pendidikan Nasional di Indonesia. Saat ini kurikulum juga juga
digunakan dalam setting pendidikan informal, seperti kursus. Kurikulum dalam
setting informal disusun oleh lembaga tersebut sesuai kebutuhan. Kurikulum
memiliki fungsi strategis dalam pendidikan, walaupun bukan satu-satunya
perangkat tunggal penjabaran strategi pendidikan. Fungsi kurikulum dalam
peningkatan mutu pendidikan dan penjabaran visi tergantung dari kecakapan guru,
ketercakupan substansi kurikulum, dan evaluasi proses belajar (Agus Suwignyo dalam Forum Mangunwijaya,
2007).
Dalam perspektif kebijakan Pendidikan Nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
BNSP (2006) mendefinisikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Referensi
BSNP, 2006, Panduan Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,
Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan
Forum Mangunwijaya, 2007, Kurikulum
yang Mencerdaskan : Visi 2030 dan Pendidikan Alternatif, Jakarta, Penerbit
Buku Kompas
Grayson Lawrence, 1978, On a
Methodology for Curriculum Design, Engineering Education
Grundy, S., 1987, Curriculum:
Product or Praxis? Lewes: Falmer Press.
Harsono,
2005, Pengantar Problem-Based Learning, edisi kedua, Medika, Fakultas
KedokteranUGM,
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar